Bentuk Logo Luar
1. Kubah berwarna hijau. Komponen masjid yang menjadi identitas tempat berkumpulnya umut Muslim untuk beribadah dan dakwah. Kubah bentuknya yang indah, megah dan mengembang dibagian tengah serta terletak diluar atau ditempat yang terbuka.
Makna filosofinya: Dayah merupakan tempat/lembaga yang dapat menaungi umat Muslim yang berkumpul dibawahnya untuk menggali khazanah keilmuan agar dapat bersyukur dan menciptakan hubungan secara horizontal dam vertical dengan baik dan harmoni. Ajaran yang berada dibawah naungan dayah merupakan ajaran islam yang terbuka, mencintai kedamaian dan memberikan energi positif dan nilai kebersamaan secara global yang mencerminkan persaudaraan umat muslim yang kuat.
2. Bentuk sudut panah kebawah. Panah sebagai tanda petuntuk yang sering dipakai untuk menunjuki keberadaan sesuatu tepat sasaran.
Makna filosofinya: Keberadaan Dayah sangat penting untuk menjawab kebutuhan ummat dalam aspek kehidupan yang bermartabat. Kadangkala manusia lupa akan jati dirinya sehingga menuju kearah berlawanan yang dapat menyebabkan terjerumusnya ke lembah hitam. Oleh karena itu sudah seharusnya ummat diarahkan kepada pendidikan dayah yang menawarkan keselamatan dunia dan akhirat, dan Dayah Raudhatul Madina hadir di tengah Ummat di alamat yang tertera.
Bentuk Dalam Logo
1. Bentuk lingkaran, Lingkaran bulat yang tertuliskan nama dayah berbentuk roda memutar tanpa sudut. Roda sering digunakan untuk menjalankan dan mempermudah mobilitas, roda juga sering digunakan untuk membangkitkan energy kehidupan.
Makna filosofinya: Roda pendidikan di Dayah merupakan sebuah sistem yang dapat memberikan kesan dinamis penuh semangat, bergerak cepat dan bertenaga dalam mencapai keberhasilan.
2. Kitab yang terbuka. Kitab yang terbuka tersebut bermaksudkan Al-Qur’an yang memancarkan tiga pilar utama diatasnya.
Makna filosofinya: Sumber pengangan pendidikan Dayah adalah Al-Qur’an sebagai petunjuk utama yang melahirkan berbagai cabang keilmuan yang terangkum kedalam 3 (tiga) pokok ilmu yaitu iman, islam dan ihsan.
3. Dua rencong diatas kitab. Rencong merupakan senjata tradisional Aceh yang digunakan untuk membela diri,hingga kemudian senjata ini menjadi symbol keberanian dan kepahlawanan masyarakat Aceh.
Makna Filosofinya: Isi dari Al-Qur’an mesti harus selalu dijaga kemurniannya serta harus berani membela ketika ada yang mengusik. Rencong juga merupakan cirri khas daerah Aceh, karena sebagian besar dakwahnya santri dayah adalah di daerah Aceh.
4. Bulan sabit dan bintang merupakan lambing kekhalifahan Turki Ottoman, yang kemudian menjadi lambing seluruh kerajaan Islam didunia sehingga pada kemudian hari menjadi lambing Islam.
Makna Filosofinya: Dayah adalah tempat mencetak dan menghasilkan kader ilmuan islam, sehingga pa yang mejadi cirri khas keIslaman mesti selalu diusung.
5. Tiga buah pilar. Tiga buah pilar membentuk bulatan bumi yang dari kejauhan akan terlihat berwarna biru karena didominasi oleh air laut.
Makna Filosofinya: Kehidupan di bumi atau dunia ini mesti di isi dengan tiga macam landasan agama yaitu iman, Islam, dan Ihsan yang bersumber dari Ilahi melalui Al-Qur’an.
6. Lima buah bintang, dua di kiri, dua di kanan, dan yang paling besar berada di atas. Bintang merupakan petunjuk bagi kehidupan pada masa dulu sebelum adanya kompas. Rasulullah menafsilkan sahabat beliau umpama bintang, siapa saja yang mengikuti sahabat tidak akan tersesat dan Rasulullah adalah sebaik-baiknya petunjuk. Maka 4 (empat) buah bintang kiri dan kanan ibarat sahabat Nabi yang empat dan yang paling teratas adalah petunjuk yang paling utama.
Makna Filosofinya: Dayah merupakan tempat menguatkan Aqidah Ahlus Sunnah Waljama’ah yaitu mengikuti Sunnah Nabi dan Sunnah para Sahabat.
7. Ikatan, ikatan berawarna emas yang terkesan mengikat semua unsur dalam logo.
Makna Filosofinya: Dayah merupakan lembaga yang menerapkan persatuan yang sangat berharga dalam bingkai ikatan Ahlus Sunnah Waljama’ah.
0 Komentar